Sabtu, 30 Oktober 2010

Subtitusi Cipher

* Substitusi cipher

- cipher substitusi:
melibatkan penggantian satu atau lebih entitas (umumnya huruf) dalam pesan dengan satu atau lebih entitas lain.

Ada beberapa jenis kriptografi substitusi:

- substitusi Monoalphabetic:
melibatkan menggantikan setiap huruf dalam pesan dengan huruf lain abjad
- substitusi Polyalphabetic:
melibatkan menggunakan serangkaian cipher monoalphabetic yang periodicially kembali
- substitusi Homophonic:
memungkinkan untuk memiliki setiap huruf dari pesan plaintext sesuai dengan kelompok kemungkinan karakter lain
- substitusi mengganti Polygraphic:
melibatkan kelompok karakter dalam pesan dengan kelompok lain karakter

Salah satu subtitusi cipher:

* kode kaisar

Pada perkembangan selanjutnya kode kaisar ini mengalami pengembangan gagasan pada pembuatan kunci. Gagasan kunci ini disebut polyalphabetic. Kunci ini dapat berupa apa saja, seperti nama, alamat, kantor, dan lain-lain yang penting masih menggunkan karakter alphabet.

Penggunaan kunci pada kode kaisar ini tidak boleh adanya pengulangan huruf, seperti ‘DODISPUTRA’ akan menjadi ‘DOISPUTRA’. Kita langsung mempraktikan saja, misalkan plaintext yang diberikan ‘NINJA ASASSIN MEMANG KEREN’ dengan kunci ‘DODIS PUTRA’.

pi : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci : D O I S P U T R A B C E F G H J K L M N Q V W X Y Z

Plaintext : NINJA ASASSIN MEMANG KEREN
Kunci : DODIS PUTRA
Chipertext : GIGBDDMDMMAGFPFDGTCPLPG

Switch Layer 2 & Layer 3?

* Swich Layer 2

Layer 2 switch adalah sebuah bentuk switch Ethernet yang melakukan switching terhadap paket dengan melihat alamat fisiknya (MAC address). Switch jenis ini bekerja pada lapisan data-link (atau lapisan kedua) dalam OSI Reference Model. Switch-switch tersebut juga dapat melakukan fungsi sebagai bridge antara segmen-segmen jaringan LAN, karena mereka meneruskan frame Ethernet berdasarkan alamat tujuannya tanpa mengetahui protokol jaringan apa yang digunakan.
Layer 2 switch dapat dipasang secara transparan di dalam sebuah jaringan. Perangkat-perangkat tersebut tidak akan mengganggu komunikasi antara host dengan router. Sekali terpasang, sebuah layer 2 switch akan mengetahui host-host dan jaringan yang terhubung dengan melihat field Source Address pada frame yang diterimanya. Layer 2 switch juga dapat membangun sebuah basis data dari alamat-alamat MAC address dan port di mana kartu jaringan terhubung yang disimpan di dalam memori cache milik switch.
Ketika sebuah frame datang ke sebuah port di dalam switch, layer 2 switch akan menguji frame tersebut dengan melihat field Destination Address, dan kemudian akan meneruskan frame tersebut ke tujuannya yang masih terhubung ke switch yang sama, dengan mengirimkannya kepada port di mana tujuannya terhubung. Jika field Source Address dari frame tersebut tidak dikenali, maka switch tersebut akan mengirimkan frame tersebut ke semua port kecuali port di mana frame tersebut masuk.

* Switch Layer 3

Sebuah Layer 3 switch adalah perangkat performa tinggi untuk jaringan routing. Layer 3 switch sebenarnya sangat sedikit berbeda dari router. Sebuah Layer 3 switch dapat mendukung routing sama protokol sebagai router jaringan lakukan. Kedua memeriksa paket yang masuk dan membuat keputusan routing dinamis berdasarkan alamat sumber dan tujuan di dalamnya. Kedua jenis kotak berbagi tampilan yang sama.
Layer 3 switch yang dikandung sebagai teknologi untuk memperbaiki kinerja router yang digunakan dalam besar jaringan area lokal (LAN) seperti perusahaan intranet . Perbedaan utama antara Layer 3 switch dan router terletak pada teknologi hardware yang digunakan untuk membangun unit. Perangkat keras di dalam mesin 3 Layer menggabungkan yang tradisional switch dan router, menggantikan beberapa logika perangkat lunak router dengan perangkat keras yang menawarkan kinerja yang lebih baik dalam beberapa situasi.

Layer 3 switch sering biaya kurang dari router tradisional. Dirancang untuk digunakan dalam jaringan lokal, suatu Layer 3 switch biasanya tidak akan memiliki WAN pelabuhan dan wide area network fitur router tradisional akan selalu memiliki.

Apa itu TRUNKING,Spanning Tree Protocol(STP),Kriptografi?

* TRUNKING

Dalam modern komunikasi , trunking adalah sebuah konsep dimana sistem komunikasi dapat menyediakan akses jaringan untuk banyak klien dengan berbagi satu set garis atau frekuensi, bukan memberikan mereka secara individu. Hal ini analog dengan struktur pohon dengan satu batang dan cabang banyak. Contoh ini termasuk sistem telepon dan radio VHF biasa digunakan oleh lembaga kepolisian. Baru-baru ini trunking port telah diterapkan dalam jaringan komputer juga.

* STP

Spanning Tree Protocol disingkat menjadi STP, Merupakan bagian dari standard IEEE 802.1 untuk kontrol media akses. Berfungsi sebagai protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan algoritma spanning tree.
Kelebihan STP dapat menyediakan system jalur backup & juga mencegah loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host.
Loop terjadi bila ada route/jalur alternative diantara host-host. Untuk menyiapkan jalur back up, STP membuat status jalur back up menjadi stand by atau diblock. STP hanya membolehkan satu jalur yang active (fungsi pencegahan loop) diantara dua host namun menyiapkan jalur back up bila jalur utama terputus.
Bila "cost" STP berubah atau ada jalur yang terputus, algoritma spanning tree merubah topology spanning tree dan mengaktifkan jalur yang sebelumnya stand by.
Tanpa spanning tree pun sebenarnya memungkinkan koneksi antara dua host melewati beberapa jalur sekaligus namun dapat juga membuat looping yang tidak pernah akan selesai di dalam jaringan anda. Yang pasti akan menghabiskan kapasitas jalur yang ada hanya untuk melewatkan packet data yang sama secara berulang dan berlipat ganda.

* Kriptografi
- Pengertian Dasar

Suatu pesan yang tidak disandikan disebut sebagai plaintext ataupun dapat disebut juga sebagai cleartext. Proses yang dilakukan untuk mengubah plaintext ke dalam ciphertext disebut encryption atau encipherment. Sedangkan proses untuk mengubah ciphertext kembali ke plaintext disebut decryption atau decipherment. Secara sederhana istilah-istilah di atas dapat digambarkan sebagai berikut :


Gb. 1. Proses Enkripsi/Dekripsi Sederhana

Cryptography adalah suatu ilmu ataupun seni mengamankan pesan, dan dilakukan oleh cryptographer. Sedang, cryptanalysis adalah suatu ilmu dan seni membuka (breaking) ciphertext dan orang yang melakukannya disebut cryptanalyst.

Cryptographic system atau cryptosystem adalah suatu fasilitas untuk mengkonversikan plaintext ke ciphertext dan sebaliknya. Dalam sistem ini, seperangkat parameter yang menentukan transformasi pencipheran tertentu disebut suatu set kunci. Proses enkripsi dan dekripsi diatur oleh satu atau beberapa kunci kriptografi. Secara umum, kunci-kunci yang digunakan untuk proses pengenkripsian dan pendekripsian tidak perlu identik, tergantung pada sistem yang digunakan.

Secara umum operasi enkripsi dan dekripsi dapat diterangkan secara matematis sebagai berikut :

EK (M) = C (Proses Enkripsi)
DK (C) = M (Proses Dekripsi)

Pada saat proses enkripsi kita menyandikan pesan M dengan suatu kunci K lalu dihasilkan pesan C. Sedangkan pada proses dekripsi, pesan C tersebut diuraikan dengan menggunakan kunci K sehingga dihasilkan pesan M yang sama seperti pesan sebelumnya.

Dengan demikian keamanan suatu pesan tergantung pada kunci ataupun kunci-kunci yang digunakan, dan tidak tergantung pada algoritma yang digunakan. Sehingga algoritma-algoritma yang digunakan tersebut dapat dipublikasikan dan dianalisis, serta produk-produk yang menggunakan algoritma tersebut dapat diproduksi massal. Tidaklah menjadi masalah apabila seseorang mengetahui algoritma yang kita gunakan. Selama ia tidak mengetahui kunci yang dipakai, ia tetap tidak dapat membaca pesan.

Jumat, 29 Oktober 2010

Teknik Transposisi



Teknik Transposisi
*Segitiga
M
E
L
A
N
G
K
A
H
L
E
B
I
H
M
A
J
U
X
X
X
X
X
X
X

-Ciphertext : JLUNEXEGBXMLKIXAAHXHMXAXX
*Spriral
M
E
L
A
N
H
M
A
J
G
I
X
X
U
K
B
E
L
H
A

-Ciphertext : MHIBEMXELAXLAJUHNGKA
*Diagonal
M
N
H
I
J
E
G
L
H
U
L
K
E
M
X
A
A
B
A
X

-Ciphertext : MNHIJEGLHULKEMXAABAX
*Zig zag
L
K
E
M
X
E
A
G
A
L
B
H
A
U
M
N
H
I
J

-Ciphertext : LKEMXEAGALBHAUMNHIJ

Algoritma Kriptografi Klasik,Kode Kaisar,Kode HILL,Teknik Transposisi

Algoritma Kriptografi Klasik

Pada algoritma klasik, diterapkan teknik enkripsi konvensional (simetris). Algoritma ini merupakan algoritma kriptografi yang biasa digunakan orang sejak berabad-abad yang lalu. Dua teknik dasar yang biasa digunakan, yaitu :
1. Teknik Subsitusi
2. Teknik Transposisi

1. Teknik Subsitusi
Subsitusi adalah penggantian setiap karakter plaintext dengan karakter lain. Beberapa istilah yang mungkin perlu diingat adalah :
a. Monoalfabet : Setiap karakter ciphertext mengganti satu macam karakter plaintext tertentu.
b. Polyalfabet : Setiap karakter ciphertext dapat mengganti lebih dari satu karakter plaintext.
c. Monograf / unilateral : Satu enkripsi dilakukan terhadap satu karakter plaintext.
d. Polygraf / multilateral : Satu enkripsi dilakukan terhadap lebih dari satu karakter plaintext sekaligus.
Cipher subsitusi paling tua yang dikenal adalah subsitusi yang dilakukan Julius Caesar. Beberapa teknik subsitusi yang pernah dilakukan, antara lain : [KUR04]
a. Subsitusi deret campuran kata kunci yaitu subsitusi yang kata kuncinya didapat dari mengumpulkan karakter yang sama dari sebuah plaintext dan pada ciphertextnya ditambahkan semua sisa karakter dalam abjad.
b.bSubsitusi monomer-dinome-trinome. Monome berarti setiap satu karakter plaintext akan disubsitusi oleh satu karakter ciphertext, dinome disubsitusi dua karakter ciphertext, tridome disubsitusi tiga karakter ciphertext. Jadi sistem ini adalah campuran dari ketiga sistem dasar.
c. Subsitusi multilateral variant. Subsitusi ini masih termasuk jenis monoalfabet yang dalam mensubsitusi memanfaatkan huruf abjad a,b,c,…,z yang disusun dalam matrik 5 X 5.
d. Subsitusi digrafik. Pada sistem ini, setiap huruf plaintext akan disubsitusi oleh dua huruf ciphertext. Pola huruf cipher text diambil dari sebuah matrik 26 X 26 yang berasal dari 26 abjad yang memiliki pola khusus.
e. Subsitusi persegi panjang. Sistem digrafik terlalu memerlukan matrik yang besar. Untuk memperkecil matrik dengan keamanan yang setara dapat digunakan sistem empat persegi.
f. Subsitusi kode playfair. Kode rahasia multi huruf yang paling terkenal adalah playfair. Playfair menggunakan 676 digraf. Selama waktu yang lama, kode ini dianggap tak dapat dipecahkan. Playfair dijadikan sistem standar oleh tentara Inggris dalam PD I dan masih digunakan secara luas oleh tentara Amerika dan sekutu selama PD II. Sistem ini menggunakan matrik 5 X 5.
g. Subsitusi Polialfabet periodik. Dalam sistem polialfabet, setiap ciphertext dapat memiliki banyak kemungkinan plaintext. Dan sistem periodik itu sendiri dikarenakan adanya kunci yang berulang. Jenis polialfabet klasik yang terkenal adalah Vigenere.
h. Enigma. Merupakan mesin kriptografi yang digunakan oleh tentara NAZI Hitler pada masa PD II. Mesin ini menggunakan rotor. Enigma menggunakan tiga rotor untuk melakukan subsitusi. Tiga rotor berarti tiga kali subsitusi.

2. Teknik Transposisi ( Permutasi )
Beberapa model kriptografi yang menggunakan teknik transposisi, antara lain :
1. Algoritma transposisi kolom dengan kunci numerik. Teknik ini menggunakan permutasi karakter. Kunci dapat diperoleh dari kata yang mudah dibaca dan kemudian dikodekan menjadi bilangan.
2. Masukan plaintext pola zig-zag, keluaran ciphertext berupa baris.
3. Masukan pola segitiga, keluaran berupa kolom, dibaca dari atas kebawah.
4. Masukan berpola spiral, dari luar kedalam, keluaran berupa kolom dibaca dari atas ke bawah.
5. Dimasukan secara diagonal dari kiri bawah ke kanan atas, keluaran baris.
6. Masukan spiral dari dalam ke luar, keluaran diagonal bergantian.
Kombinasi subsitusi dan transposisi yang komplek menjadi dasar pembentukan algoritma-algoritma kriptografi modern. Salah satu algoritma klasik yang menggunakan kedua teknik ini adalah VIC yang tidak memerlukan komputer dalam penggunaannya. 


kode kaisar

Pada perkembangan selanjutnya kode kaisar ini mengalami pengembangan gagasan pada pembuatan kunci. Gagasan kunci ini disebut polyalphabetic. Kunci ini dapat berupa apa saja, seperti nama, alamat, kantor, dan lain-lain yang penting masih menggunkan karakter alphabet.

Penggunaan kunci pada kode kaisar ini tidak boleh adanya pengulangan huruf, seperti ‘DODISPUTRA’ akan menjadi ‘DOISPUTRA’. Kita langsung mempraktikan saja, misalkan plaintext yang diberikan ‘NINJA ASASSIN MEMANG KEREN’ dengan kunci ‘DODIS PUTRA’.


pi : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci : D O I S P U T R A B C E F G H J K L M N Q V W X Y Z

Plaintext    : NINJA ASASSIN MEMANG KEREN
Kunc         : DODIS PUTRA
Chipertext : GIGB DDMD MMAG FPFD GTCP LPG

Kode HILL

Kode Hill atau lebih dikenal dengan Hill cipher merupakan salah satu algoritma kriptografi kunci simetris dan merupakan salah satu kripto polyalphabetic. Hill cipher diciptakan oleh Lester S. Hill pada tahun 1929 .
Teknik kriptografi ini diciptakan dengan maksud untuk dapat menciptakan  cipher yang tidak dapat dipecahkan menggunakan teknik analisis frekuensi. Berbeda dengan  caesar cipher,  hill cipher tidak mengganti setiap abjad yang sama pada plainteks dengan abjad lainnya yang sama pada cipherteks karena menggunakan perkalian matriks pada dasar enkripsi dan dekripsinya.

Hill cipher merupakan penerapan aritmatika modulo pada kriptografi. Teknik kriptografi ini enggunakan sebuah matriks persegi sebagai kunci berukuran m x m sebagai kunci untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Dasar teori matriks yang digunakan dalam Hill cipher antara lain adalah perkalian antar matriks dan melakukan invers pada matriks.

 Karena menggunakan matriks sebagai kunci, Hill cipher merupakan algoritma kriptografi kunci simetris yang sulit dipecahkan, karena teknik kriptanalisis seperti analisis frekuensi tidak dapat diterapkan dengan mudah untuk memecahkan algoritma ini. Hill cipher sangat sulit dipecahkan jika kriptanalis hanya memiliki ciphertext saja (chipertext-only), namun dapat dipecahkan dengan mudah jika kriptanalis memiliki ciphertext dan potongan dari plaintext-nya (known-plaintext).

Perhitungan Matematis Dasar dari teknik hill cipher adalah aritmatika modulo terhadap matriks. Dalam penerapannya,  Hill cipher menggunakan teknik perkalian matriks dan teknik invers terhadap matriks. Kunci pada hill cipher adalah matriks n x n dengan n merupakan ukuran blok. Jika matriks kunci kita sebut dengan K, maka matriks K adalah sebagai berikut :








Matriks  K yang menjadi kunci ini harus merupakan matriks yang  invertible, yaitu memiliki multiplicative inverse K-1 sehingga :
 K . K-1  =  1   
Ingat ! Kunci harus memiliki invers karena matriks  K-1 tersebut adalah kunci yang digunakan untuk melakukan dekripsi.

Cara Enkripsi
Dengan mengkodekan atau mengubah setiap huruf abjad dengan integer sebagai berikut: A = 0, B = 1, …, Z = 25








maka secara matematis, proses enkripsi pada  hill cipher adalah: 
C = K . P  mod 26
C = Cipherteks   |   K = Kunci   |    P = Plainteks

Proses enkripsi pada  hill cipher dilakukan per blok plainteks. Ukuran blok tersebut sama dengan ukuran matriks kuncinya. Perhatikan contoh dibawah ini!
P =  D O D I S  P U T R A  ,dikodekan/diintegerkan menjadi
P = 3  14  3  8  18  15   20  19  17   0







Karena matriks kunci K berukuran 2, maka plainteks dibagi menjadi blok yang masing-masing bloknya berukuran 2 karakter. Blok pertama dari plainteks  P1,2 =[3;14] kemudian dienkripsi dengan kunci K dengan persamaan C = K . P  mod 26. Karena perkalian tersebut menghasilkan lebih dari angka 25 maka dilakukan modulo 26 pada hasil yang lebih dari 25.




Karakter yang berkorespondensi dengan 21 dan 9 adalah V dan J. Setelah melakukan enkripsi semua blok pada plainteks P maka dihasilkan cipherteks C sebagai berikut:
P =  D O D I S P U T R A 
C =  V J R N P W L U R X
Cipherteks yang dihasilkan oleh enkripsi hill chiper atau kode hill menghasilkan cipherteks yang tidak memiliki pola yang mirip dengan plainteks atau pesan aslinya.

Teknik Transposisi
- Metode Blok

Metode ini melakukan enkripsi menggunakan blok dengan membagi text asli/ plaintext menjadi blok-blok dengan setiap blok mengandung beberapa karakter biasanya 3 atau lebih per blok tergantung perjanjian. Data yang digunkan adalah contoh 2 diatas:

Plaintext  : NINJ AASA SSIN MEMA NGKE RENX
              K1   K2   K1   K2   K1   K2

Chipertext : GIGB BBIB MMAG RLRB GTCP HLEX
              K1   K2   K1   K2    K1  K2

Untuk mengurangi kekurangan huruf digunakan huruf X atau yang lain sesuai perjanjian.



- Motode Zig Zag
Pendistribusian dengan metode ini dilakukan dengan menukarkan huruf asli dengan huruf yang sudah memakai kunci K1 dan mencari huruf yang sama pada K2 dan K3, sehingga huruf yang menjadi teks kode/ chipertext adalah huruf dari persamaan C=K3 dan sebaliknya. Untuk menggunakan metode ini sebaiknya mempunyai 3 kunci atau lebih. Lebih jelasnya lihat contoh dibawah ini.
P1 : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
K1 : D O I S P U T R A B C E F G H J K L M N Q V W X Y Z

Huruf N pada P1 dikodekan ke K1 menjadi G --> K1 ke K2

P2 : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
K2 : N O T B A R E G C D F H I J K L M P Q S U V W X Y Z

Huruf G pada K2 dikodekan ke P2 menjadi H --> K2 ke K3

P3 : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
K3 : L O M B K I S A N D C E F G H J P Q R T U V W X Y Z

Huruf H pada K3 dikodekan ke P3 menjadi O --> C = K3, begitu seterusnya untuk huruf alphabet yang akan dikodekan.

Plaintext : NINJA ASASSIN MEMANG KEREN
Chipertext : OLOJPPRPRRLOESEPOKFSQSO

Jumat, 27 Agustus 2010

Apa itu Kabel Coaxial,UTP dan Fiber Optik?

Kabel coaxial terdiri dari dua konduktor, dibentuk untuk beroperasi pada pita frekuensi yang besar.Terdiri dari konduktor inti dan dikelilingi oleh kawat-kawat kecil.Di antara konduktor inti dengan
konduktor di sekelilinnya dipisahkan dengan sebuah isolator (jacket/shield).
Kabel coaxial lebih kecil kemungkinan untuk berinterferensi dikarenakan adanya
shield.Coaxial dapat digunakan untuk jarak jauh dan mendukung lebih banyak terminal dalam satu jalur
bersama.
Coaxial Cable
Kabel coaxial banyak digunakan untuk keperluan:
1. Antena Televisi
2. Transmisi telepon jarak jauh
3. Link komputer
4. LAN
Keuntungan Kabel Coaxial:
• Lebih panjang (up to 500m)
• Lebih cocok sebagai backbone
• Lebih murah daripada backbone fiber
• Lebih tahan terhadap gangguan elektromagnetik
Jenis Coaxial
Kabel coaxial ini tebagi menjadi 2 bagian yaitu kabel coaxial baseband (kabel 50 ohm)yang digunakan
untuk transmisi digital dan kabel coaxial broadband (kabel 75 ohm) yang digunakan untuk transmisi
analog.
1. Kabel Coaxial Baseband: Kabel coaxial jenis ini terdiri dari kawat tembaga keras sebagai intinya,
dikelilingi suatu bahan isolasi(lihat gambar).Kabel ini dibungkus oleh kondukyor silindris yang
seringkali berbentuk jalinan anyaman.Konduktor luar tertutup dalam sarung plastik protektif.
Konstruksi dan lapisan pelindung kabel coaxial memberikan kombnasi yang baik antara
bandwidth yang besar dan imunitas noise yang istimewa.Bandwidth tergantung pada panjang
kabel.Untuk kabel yang panjangnya 1 km,laju data bisa mencapai 1 sampai 2 Gbps. Kabel yang
lebih panjangpin bisa digunakan,akan tetapi hanya akn mencapai laju data yang lebih
rendah.Kabel coaxial banyak digunakan pada sistem telepon.Untuk transmisi telepon jarak jauh
dapat membawa 10.000 panggilan suara simultan.Tetapi saat ini untuk jarak yang lebih jauh
digunakan jenis serat optik.
2. Kabel Coaxial Broadband: Sistem kabel coaxial lainnya menggunakan transmisi analog dengan
sistem pengkabelan pada televisi standard. Sistem seperti itu disebut broadband.Karena jaringan
broadband menggunakan teknologi televisi kabel stadard, kabel dapat digunakan sampai 300Mhz
dan dapat beroperasi hampir 100km sehubungan dengan pensinyalan analog,yang jauh lebih
aman dari pensinyalan digital. Untuk mentransmisikan sinyal digital pada jaringan analog,maka
pada setiap interface harus dipasang alat elektronik untuk mengubah aliran bit keluar menjadi
sinyal analog dan sinyal analog yang masuk menjadi aliran bit. Sebuah perbedaan penting antara
baseband dengan broadband adalah bahwa sistem broadband meliputi wilayah yang luas
dibandingkan dengan sistem baseband.
Tipe kable Coaxial
Coaxial terdapat dua jenis tipe kabel koaksial yang dipergunakan buat jaringan komputer, yaitu:
1. Thick coax (mempunyai diameter lumayan besar): Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan
berdasarkan standar IEEE 802.3 - 10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata
12mm. Kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick ethernet, atau hanya
disingkat ThickNet, atau bahkan cuma disebut sebagai yellow cable karena warnanya yang
kuning.
Kabel Coaxial ini jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai
berikut::
• Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan
terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50 ohm 1 watt,
sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
• Maksimum 3 segment dengan tambahan peralatan (attached devices, seperti repeater)
atau berupa populated segments (seperti bridge).
• Setiap kartu jaringan mempunyai kemampuan penguat sinyal (external transceiver).
• Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini
repeaters.
• Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (sekitar 500m).
• Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter) dan setiap
segment harus diberi ground.
• Jarak maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device)
adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
• Jarak minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
• Thin coax (mempunyai diameter lebih kecil).
Thin
2. Thin coaxial cable (kabel koaksial “kurus”)
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Jenis yang banyak digunakan
RG-8 atau RG-59 dengan impedansi 75 ohm. Jenis kabel untuk televisi juga termasuk jenis
coaxial dengan impedansi 75 ohm.
Namun untuk perangkat jaringan, kabel jenis coaxial yang dipergunakan adalah (RG-58)
yang telah memenuhi standar IEEE 802.3 - 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5
mm dan biasanya berwarna hitam. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC Tconnector.
Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika di-implementasikan dengan
T-connector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:
• Pada topologi bus, setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
• Panjang maksimal kabel adalah 606.8 feet (185 meter) per segment.
• Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
• Kartu jaringan sudah menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan
transceiver, kecuali untuk repeater.
• Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment) dengan
pengubung repeater 185 x 3 = 555 meter.
• Setiap segment sebaiknya dilengkapi 1 ground.
• Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).

2. Kabel UTP
Kabel Twisted pair (pasangan berpilin) adalah sebuah bentuk kabel di mana dua konduktor digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan interferensi elektromagnetik dari luar seperti radiasi elektromagnetik dari kabel unshielded twisted pair (UTP) cables, dan crosstalk di antara pasangan kabel yang berdekatan.
Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut.
Kategori Kegunaan
Category 1 (Cat1) Kualitas suara analog
Category 2 (Cat2) Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik
Category 3 (Cat3) Transmisi data digital hingga 10 megabit per detik
Category 4 (Cat4) Transmisi data digital hingga 16 megabit per detik
Category 5 (Cat5) Transmisi data digital hingga 100 megabit per detik
Enhanced Category 5 (Cat5e) Transmisi data digital hingga 250 megabit per detik
Category 6 (Cat6)
Category 7 (Cat7)
Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5 (Cat5) merupakan kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet.

Kategori 1

Kabel UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan sebelum tahun 1983 untuk menghubungkan telepon analog Plain Old Telephone Service (POTS). Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk digunakan sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di dalam jaringan komputer, dan karena itulah tidak pernah digunakan untuk tujuan tersebut.

Kategori 2

Kabel UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga 4 megabit per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan node-node dalam jaringan dengan teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang cocok jika digunakan sebagai kabel jaringan masa kini. Gunakanlah kabel yang memiliki kinerja tinggi seperti Category 3, Category 4, atau Category 5.

Category 3

Kabel UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik. Kabel UTP Cat3 menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4 pasang kawat yang dipilin (twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan kabel yang memiliki kemampuan terendah (jika dilihat dari perkembangan teknologi Ethernet), karena memang hanya mendukung jaringan 10BaseT saja. Seringnya, kabel jenis ini digunakan oleh jaringan IBM Token Ring yang berkecepatan 4 megabit per detik, sebagai pengganti Cat2.
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 3 pada beberapa frekuensi.
Karakteristik Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 16 MHz
Attenuation (pelemahan sinyal) 27 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
Near-end Cross-Talk (NEXT) 26 dB/1000 kaki 23 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki

Category 4

Kabel UTP Category 4 (Cat4) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini dapat mendukung jaringan Ethernet 10BaseT, tapi seringnya digunakan pada jaringan IBM Token Ring 16 megabit per detik.
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 4 pada beberapa frekuensi.
Karakteristik Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 20 MHz
Attenuation 20 dB/1000 kaki 31 dB/1000 kaki
Near-end Cross-Talk 41 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impedansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki

Category 5

Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA).
Kabel Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT), hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk semua instalasi jaringan.
Karakteristik Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 100 MHz
Attenuation 20 dB/1000 kaki 22 dB/1000 kaki
Near-end Cross-talk 47 dB/1000 kaki 32.3 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki
Structural return loss 16 dB 16 dB
Delay skew 45 nanodetik/100 meter 45 nanodetik/100 meter

Enhanced Category 5

Kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini mampu mendukung frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan dalam jaringan Gigabit Ethernet, meskipun menggunaan kabel UTP Category 6 lebih disarankan untuk mencapai kinerja tertinggi.

Pengabelan UTP Category 5


Pengabelan UTP Category 5 Straight

Pengabelan UTP Category 5 Crossover
Dalam menghubungkan jaringan Ethernet dengan menggunakan kabel UTP Category 5, terdapat dua strategi pengabelan, yakni Crossover cable dan Straight-through cable. Kabel Crossover digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama (NIC dengan NIC lainnya, hub dengan hub yang lainnya dan lain-lain), sementara kabel Straight-through digunakan untuk menghubungkan NIC dengan hub atau NIC dengan switch.

Shielded twisted pair (STP atau STP-A)

Shielded twisted pair atau STP adalah kabel pasangan berpilin yang memiliki perlindungan dari logam untuk melindungi kabel dari intereferensi elektromagnetik luar.

3. Fiber Optik
Fiber optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa fiber optik dijadikan satu dalam sebuah tempat yang dinamakan kabel optik dan digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa sinar dalam jarak yang sangat jauh.
Bagian-bagian fiber optik
fo1.jpg
Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang dimana pengiriman sinar dilakukan.
Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar kembali ke dalam inti(core).
Buffer Coating adalah plastic pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan.

Jenis Fiber Optik
1. Single-mode fibers
Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer)
fo2.jpg
2. Multi-mode fibers
Mempunyai inti yang lebih besar(berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nanometer)

fo3.jpg
Cara Kerja Fiber Optik
fo4.jpg
Sinar dalam fiber optik berjalan melalui inti dengan secara memantul dari cladding, dan hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama sekali tidak menyerap sinar dari inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian kaca sinyal cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal tergantung pada kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal.


Keuntungan Fiber Optik
Murah : jika dibandingkan dengan kabel tembaga dalam panjang yang sama.
Lebih tipis: mempunyai diameter yang lebih kecil daripada kabel tembaga.
Kapasitas lebih besar.
Sinyal degradasi lebih kecil.
Tidak mudah terbakar : tidak mengalirkan listrik.
Fleksibel.
Sinyal digital.